Kendari, mediasultra.co.id – Ketua dan pengurus Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha (TJSLBU) atau Forum CSR Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi dilantik. Hal tersebut ditandai dengan penandatangan Surat Keputusan (SK) dari Gubernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi, S.H oleh Ketua TJSLBU Sultra Dr. La Ode Samsul Barani, S.E.,M.Si dan Wakil Ketua Umum Forum TJSLBU Aldino Kurniawan, S.E yang bertempat di salasatu hotel di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Jum’at (18/11/2022).
Mengawali sambutannya Ketua TJSLBU Sultra periode 2022-2027 Dr. La Ode Samsul Barani, S.E.,M.Si menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara materil dan non materil terlaksananya pelantikan Forum TJSLBU atau Forum CSR, terutama kepada Gubernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi, S.H yang telah berinisiasi dan mendorong agar kepengurusan TJSLBU periode 2022-2027 secepatnya di bentuk.
“Kepengurusan periode 2022-2027 ini harus melibatkan semua stakeholder, seluruh kelompok sosial, baik dari pemerintah, DPR, Wartawan, akademisi praktisi hukum. Kami libatkan semua untuk menjaga kelancaran kegiatan kepengurusan. Untuk membentuk sistim kepengurusan yang efektif sehingga roda organisasi bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.
Untuk itu, kata La Ode Samsul, dalam kepengurusan ini sebagai program utama adalah pengembangan pengetahuan kemiskinan, pengembangan pelayanan di bidang kesehatan, pengembangan pelayanan di bidang pendidikan dan peningkatan struktur sosial, khususnya di bidang usaha kecil dan menengah.
“Program tersebut sangat singkron dengan lima (5) program Gubernur Sultra, yaitu, Sultra cerdas, Sultra sehat, Sultra produktif, Sultra peduli dan Sultra beriman. Dengan singkronnya program tersebut maka akan lebih mudah kita jalankan program pembangunan yang ada di daerah,” ungkap La Ode Samsul.
Sementara itu, Ketua Umum Forum TJSLBU atau Forum CSR Indonesia Dr. Ing, Mahir Y. Bayasut, S.T.,M.M yang diwakili oleh Wakil Ketum Aldino Kurniawan, S.E menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 memaksa badan usaha diperhadapkan pada peran dan tantangan yang cukup unik. Karena selain harus bangkit membangun usahanya kembali, juga harus membangun manusia yang lebih tangguh dan dapat beradaptasi dengan masa depannya.
“Setelah pandemi usai dilalui, apakah perekonomian bisa bangkit seperti semula, dan apakah perusahaan bisa bekerja secara efektif dan efisien. Nyatanya pandemi telah memberi kesempatan kepada dunia untuk membangun masa depan yang lebih baik, mengajarkan untuk dapat melihat kebutuhan dasar yang diperlukan untuk bertahan hidup,” umbar Aldino.
Saat ini, lanjut Aldino, badan usaha memiliki kesempatan untuk mencapai bisnis hijau dengan berfokus pada cara beradaptasi, proses transformasi serta mengadopsi prinsip ramah lingkungan dan memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat untuk menciptakan bisnis-bisnis baru yang tumbuh secara berkelanjutan. Hal tersebut sejalan dengan konsep tanggung jawab sosial dan lingkungan badan usaha yaitu melakukan pendekatan bisnis dengan memberikan kontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan.
Kementerian Sosial RI, masih Aldino, dan Forum TJSLBU atau Forum CSR Indonesia dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial memiliki isu-isu prioritas yang antara lain adalah penanganan kemiskinan, disabilitas, ketelantaran, keterpencilan, ketunaan sosial dan penyeimbangan perilaku, bencana, korban tindakan kekerasan eksploitasi dan diskriminasi.
Lebih lanjut Aldino menjelaskan bahwa Forum TJSLBU telah mengalami perjalanan yang cukup panjang diawali dengan Permensos nomor 13 tahun 2012 tentang forum tanggung jawab sosial dunia usaha dalam penyelengaraan kesejahteraan sosial yang kemudian ditransformasikan kembali melalui Permensos nomor 6 tahun 2018 tentang tanggung jawab sosial badan usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dan yang terbaru adalah Permensos nomor 9 tahun 2020 tentang tanggung jawab sosial dan dukungan badan usaha yang menunggang nomengklatur Forum CSR Kessos menjadi Forum TJSLBU yang artinya Forum ini adalah produk negara dibentuk dengan tujuan salasatunya adalah memperkuat dan mempertimbangkan fungsi koordinasi, konsolidasi serta mendorong sinergi antara pemerintah dan kalangan dunia usaha, beserta segenap stakeholder yang lain sehingga penyelenggaraan berbagai program di daerah maupun lingkup nasional dapat berjalan lebih sinergis, komprehensif, efisien dan tepat sasaran.
“Meski dalam konstitusi, pembangunan kesejahteraan sosial termaktub sebagai tugas dan tangung jawab negara terhadap warganya, tapi kenyataannya tugas besar tersebut tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada negara semata. Perlu dukungan dan kerja sama bersama masyarakat termasuk kalangan dunia usaha, profesi, akademisi, tokoh masyarakat, dan para pemangku kepentingan lainnya. Selain karena keterbatasan anggaran, juga begitu luasnya persoalan permasalahan sosial menyebabkan negara, pemerintah hingga saat ini belum mampu menjangkau dan menyelesaikan permasalahan kesejahteraan sosial sendirian,” beber Aldino.
Pelantikan Forum TJSLBU Sultra periode 2022-2027, kata Aldino, menjadi titik tolak penting dalam rangka membangun kinerja yang lebih bervisi dan realistis melalui program-program kerja yang telah ditetapkan. Untuk itu diharapkan melalui kepengurusan yang baru ini, Forum TJSLBU Sultra mampu memberi warna bagi pembangunan Sulawesi Tenggara, khususnya di bidang kesejahteraan sosial yang senantiasa bermuara pada bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di tempat yang sama Gubernur Sultra H. Ali Mazi, S.H yang diwakili oleh Asisten I Provinsi Sultra Muhammad Ilyas Abibu, S.E.,M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa momentum pelantikan ini sangat penting karena selain sebagai pengukuhan pengurus Forum CSR Sultra, juga dapat menjadi media untuk memperoleh pemahaman tentang CSR atau TJSLBU lingkup Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mendorong kontribusi kemitraan pelaku usaha swasta dalam pemberdayaan masyarakat Sultra.
“Oleh karena itu, saya minta kepada kita semua untuk benar-benar mendayagunakan Forum CSR ini dengan sebaik-baiknya, terutama pengurus yang baru saja dilantik agar memberikan manfaat untuk kepentingan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Sulawesi Tenggara,” pinta Gubernur dalam sambutannya yang dibacakan oleh Muhammad Ilyas.
“Saya sampaikan juga terima kasih kepada pelaku badan usaha swasta dan BUMN serta pengurus CSR periode sebelumnya yang telah berpartisipasi aktif selama periode kepemimpinan kami dalam program-program CSR selama ini,” sambungnya.
Lanjut Ilyas, pembangunan bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga membutuhkan kontribusi seluruh elemen masyarakat, termasuk dunia usaha. Salasatu bentuk kontribusinya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat, yaitu pertumbuhan yang bukan hanya fokus pada catatan dan keuangan saja, namun juga memperhatikan aspek sosial dan pemberdayaan lingkungan, sehingga menjadi kunci konsep pembangunan dunia usaha yang berkelanjutan.
“Tentu selama kepemimpinan kami telah banyak perusahaan yang melakukan berbagai kegiatan CSR yang didasarkan oleh komitmen dan sinergi dari semua pihak secara terus menerus. CSR berkelanjutan memberikan dampak positif dan manfaat bagi perusahaan dan stakeholder terkait. Selain itu dapat mensimolir perusahaan lain untuk berbuat yang sama, dan pada akhirnya mampu membentuk kehidupan masyarakat mandiri dan sejahtera,” terangnya.
Muhammad Ilyas juga menyampaikan bahwa implementasi program ini diwujudkan dalam dukungan kemitraan antara pelaku usaha dengan usaha kecil dan koperasi yang berada disekitarnya agar semakin mandiri dan tangguh, apalagi di masa-masa pemulihan ekonomi saat ini pasca pandemi Covid-19. Sehingga mempercepat tercapainya visi pembangunan Sulawesi Tenggara tahun 2018-2023 yaitu terwujudnya Sulawesi Tenggara yang aman, maju, sejahtera dan bermartabat yang disemangati oleh gerakan akselarasi pembangunan daratan dan lautan (Garbarata).
“Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Forum TJSLBU yang baru dilantik bahwa pembangunan di Sulta tahun 2018-2023 diprioritaskan pada lima pilar pembangunan yang pertama adalah Sultra berbudaya dan beriman, kedua Sultra cerdas, ketiga Sultra sehat, keempat produktif dan kelima Sultra peduli kemiskinan. Dalam hal ini segala pikiran, tenaga dan dana diarahkan untuk pengembangan demi tercapainya tujuan kesejahteraan masyarakat, baik di wilayah daratan maupun kepulauan. Jadi lima pilar program-program tersebut juga bagian dari sebuah gerakan untuk memotivasi masyarakat Sultra. Untuk itu partispasi perusahaan swasta dan partisipasi CSR nya itulah yang saya harapkan baik dalam hal perlindungan dan bantuan sosial berupa hibah pemberdayaan sosial, dan pengembangan usaha. Dengan demikian pelaku dunia usaha sangat ditunggu kontribusinya karena kondisi pemberdayaan ekonomi kerakyatan benar-benar masih memerlukan uluran tangan anda.
“Ini menjadi tantangan kita semua, baik pemerintah maupun dunia usaha. Sebenarnya rakyat kita di Sultra ini sudah sungguh kreatif dan inovasinya luar biasa, proses produksinya berjalan, namun kualitas pemasaran masih jauh dari harapan kita. Untuk itu usaha mikro yang masih hidup kita berdayakan dengan ditambah modal, dilakukan pendampingan kualitas dan pendampingan asas, sehingga menghasilkan prodak yang bermutu sehingga bisa diterima di pasar,” imbuhnya.
“Saya ingin Forum CSR yang terbentuk hari ini supaya ada konsep bagaimana berbagai kegiatan dan tujuannya agar untuk mengembankan masyarakat yang sifatnya produktif dengan melibatkan masyarakat yang dalam dan di luar perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Meski perusahaan hanya memberikan kontribusi sosial yang kecil kepada masyarakat tetapi diharapkan mampu membantu dan membangun masyarakat dalam berbagai bidang,” sambungnya.
Kegiatan CSR, masih Muhammad Ilyas penting dalam upaya pembangunan citra dan reputasi perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan baik dari konsumen maupun mitra bisnis perusahaan tersebut. Maka seharusnya tanggung jawab sosial dan lingkungan di Sulawesi Tenggara ini lebih besar karena mayoritas perusahaan bergerak di Sumber Daya Alam (SDA) khususnya produksi pertambangan.
“Kita perlu melakukan koordinasi yang sinergi agar penggunaan dana yang akan diberikan sebagai modal oleh kalangan dunia usaha swasta tetap tepat sasaran, efektif, kondusion dan terevakuasi. Dengan demikian maka setiap tahun ada peningkatan program CSR baik kualitas, kuantitas maupun jenis pelaksanaannya,” jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, dalam petaknya dengan pelaksanaan CSR berbagai permasalahan yang dihadapi seperti banyak pelaku usaha yang tidak melaporkan realisasi penyaluran dana CSR, pelaku usaha yang tidak melakukan koordinasi dalam penyaluran dana mitra binaan, ketidakjelasan mekanisme penyaluran dana kemitraan maupun hibah serta dana operasional.
“Untuk itu saya minta kepada Forum CSR Sultra untuk membantu dan memperhatikan serta mencarikan solusi, pertama realisasi pelaksanaan CSR BUMN dan perusahaan swasta Sultra hendaknya terus ditingkatkan dari waktu ke waktu, kedua permasalahan dalam pelaksanaan CSR agar dapat ditindaklanjuti dengan langkah kongkrit, ketiga peningkatan efektifitas pelaksanaan program CSR, perusahaan swasta agar bersumber daya guna mendukung gerakan akselarasi pembangunan daratan dan lautan. Sehubungan dengan hal tersebut, saya juga minta kepada seluruh pengurus Forum CSR Sultra agar, pertama meningkatkan koordinasi serta sasaran dan evaluasi terdeteksi dengan cepat untuk dilakukan perbaikan, kedua agar aktif membantu mencari solusi guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat Sultra agar mampu hidup layak dan semakin sejahtera,” pungkasnya.
Diakhir kegiatan Asisten I didampingi wakil ketua umum forum TJSLBU melaunching program TJSLBU Sultra yakni Sirkuit Road Race Garbarata, kawasan wisata pantai toronipa, dan Sport Center.
Diketahui, pelantikan pengurus Forum TJSLBU tersebut dimeriahkan oleh sanggar seni dari sanggar Anasepu Sorume Kendari
Dan turut dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Asisten I Provinsi Sultra, Pimpinan dan anggota DPRD Sultra, Forkimpda, sejumlah kepala daerah lingkup Sultra, Pimpinan SKPD lingkup Sultra, sejumlah pengusaha swasta dan BUMN para pembina forum TJSLBU, Ketua dan para pengurus forum TJSLBU Sultra.
Laporan : Ja’a Asbara.