Unaaha, mediasultra.co.id – Setelah pengerjaan Jalan Usaha Tani (JUT) Desa Wunduongohi, Program KADIN Konawe Peduli yang digagas Ketua KADIN Konawe, Yusran Akbar, S.T itu, kini tengah mengerjakan perbaikan Jalan Usaha Tani (JUT) sejauh 700 meter dan normalisasi sungai di Kelurahan Andabia, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Menurut Yusran Akbar, S.T, bahwa program KADIN Peduli ini merupakan program yang menyasar perbaikan infrastruktur jalan desa dan kelurahan untuk mendukung kelancaran produksi sektor pertanian dan perkebunan yang selama ini cenderung menjadi keluhan masyarakat.
“Melalui program KADIN Konawe peduli yang terkoordinasi bersama WKU Bidang PU dan WKU Bidang Transportasi untuk membantu masyarakat petani kita dalam memperlancar hasil produksi, hasil panen di sektor tanaman pangan dan perkebunan warga,” ujar Yusran kepada wartawan, Minggu (13/11/2022).
Program ini kata Yusran, terlaksana dengan baik karena dukungan dan interaksi warga desa dan kelurahan yang ikut berpartisipasi mulai dari tahapan perencanaan, pengusulan kegiatan hingga proses pelaksanaan dan pengawasannya.
“Tentunya, ini merupakan sinergi dan kolaborasi sesuai dengan fungsi dan peran Kamar Dagang dan Industri (KADIN) yang terus mendorong percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19 yang dimulai dari tingkat desa dengan upaya peningkatan produksi tanaman pangan dan perkebunan,” jelas Yusran.
Lebih lanjut Yusran menjelaskan bahwa, desa di Konawe ini memiliki sumber daya hasil-hasil pertanian yang cukup, sehingga dengan dukungan perbaikan jalan ke sektor produksinya dapat dengan mudah dan lancar para petani meningkatkan hasil produksi dan menghemat biaya transportasi untuk pengolahannya.
“Kehadiran KADIN Konawe di sini, kita memberi dorongan dan tumbuhkan semangat gotong royong serta mengajak partisipasi warga untuk menjaga kelancaran arus transportasi dari dan menuju area persawahan dan ke kebun warga,” kata Yusran.
Yusran pun berharap agar saat ekonomi masyarakat meningkat, maka jalan yang dikerjakan ini dapat dilanjutkan dengan cara swadaya.
“Kedepannya, kita berharap saat ekonomi meningkat, masyarakat yang berada di area sentra produksi pertanian dan perkebunan yang jalannya kita kerjakan ini dapat berswadaya dan mandiri memperbaikinya, tanpa membebankan anggaran dana desa dan APBD daerah,” harap Yusran Akbar. (JM/Red)